Detective
Boys ikut berlatih bola bersama J leaguer. Di sana, para pemain professional kagum
dengan kemampuan Conan dalam bermain sepak Bola. Bahkan Hugo berkata bahwa
kemampuan Conan sangat mirip dengan Shinichi Kudo. Di sana, Conan minta diajari cara tendangan bebas.
Pada acara
pelatihan sepak bola itu, Detective Boys diantar oleh Agasa, Kogoro, Sonoko,
dan Ran. Mereka berkenalan dengan beberapa orang. Ada Yamamori Shinzou yang
bekerja sebagai kepala departemen berita olah raga TV Nichiuri. Kouda Kaoru
yang berprofesi sebagai fotografer koran Nichiuri bagian sports. Lalu ada
seseorang yang duduk sendirian yang bernama Nakaoka Kazumasa. Dia sekarang
bekerja sebagai part timer di toko motor. Dulunya dia pemimpin tim sepak bola
Haido dan pernah diundang untuk menjadi bagian dari Tokyo Spirit. Lalu ada Sakaki Ryousuke, instruktur olah raga.
Terakhir mereka berkenalan dengan
Motoura Keiichirou seorang manager pabrik lokal. Motoura menunjukan foto
almarhum anaknya yang sedang bermain bola.
Saat mereka semua sedang berkumpul, Agasa memberikan kuis. Agasa memberikan petunjuk bahwa “mobil milik pemain sepak bola pintunya tertutup rapat.” Istilah itu berasal dari istilah sepak bola. Ternyata jawabannya adalah Hand, Hand dari handling. Pintu mobil tertutup rapat adalah “handoa nashi” (no half-closed doors). Pengucapannya mirip dengan “handowa nashi” (no hand balling).
Cerita beralih ke kantor detektif Mouri. Mouri mendapatkan telepon dari seseorang tak dikenal. Katanya dia sudah memasang beberapa bom di depan kantornya. Dan benar saja. Tak berapa lama kemudian beberapa mobil di depan kantornya meledak. Lalu pelaku memberikan petunjuk lokasi bom selanjutnya.
Blue youth
and blue zebra. Rain from above. People from below, with their left hand. As it
is, show you the tree on the left.
Kogoro mendiskusikan teka-teki itu Bersama dengan para polisi di kantornya. Kogoro menduga lokasi bom selanjutnya di Haido Park tapi tidak ditemukan bom di sana. Ran meminta tolong Shinichi untuk memecahkan kode tersebut.
Conan
berhasil memecahkan kode. Pemuda biru dan zebra maksudnya adalah mascot Big
Osaka dan Tokyo Spirit. Berdasarkan kode tersebut bom ada di balik papan skor. Conan
menjinakan sejumlah bom, tapi jumlah bom terlalu banyak.
Shinichi
meminta Megure untuk mengevakuasi penonton yang duduk di bawah papan skor. Papan
skor meledak dan jatuh, tapi semua berhasil selamat.
Polisi
menyelidiki kasus bom ini. Pelaku sempat menyebut “hand dari handling”.
Kata-kata itu muncul saat Agasa memberikan kuis. Mereka jadi menduga kalau
pelakunya adalah orang-orang yang hadir dalam pelatihan sepak bola kemarin.
Mereka jadi mempunyai 5 tersangka dalam kasus ini. Setelah didiskusikan, polisi
menduga pelakunya adalah Nakaoka karena dia mempunyai motif terkuat. Dulu dia
pernah hampir menjadi pemain J-league, tapi tidak jadi bergabung karena
kecelakaan. Takagi dan Satou pergi menangkap dia.
Pada waktu pelatihan sepak bola, Conan tidak sengaja membaca catatan milik Kouda. Disana tertulis KK 6 pagi di Haido Park. Conan pergi jam 6 pagi untuk mencari tahu tentang KK. KK adalah King Kazu. Conan berlatih sepak bola Bersama dengan Kazu. Setelah itu, Conan mendapatkan wristband warna putih.
Ada surat
ancaman lagi untuk Kogoro. Dia bilang kali ini bom akan di pasang di tempat
dengan penonton yang lebih banyak .Artinya lebih banyak dari 80000 orang. Awalnya
mereka pikir, bom selanjutnya ada di konser music. Konser itu menampung
penonton sampai 100000 orang. Konser Power of the music itu diselenggarakan
pada 3 Desember, bersamaan dengan 10 pertandingan J-League.
Ran dan Sonoko menonton pertandingan J-league di stadion nasional. Agasa, Genta, Mitsuhiko, Ai, dan Ayumi menonton di J-League Meeting Hall. Conan baru sadar mungkin maksudnya adalah orang yang menonton 10 pertandingan itu melalui TV jumlahnya akan lebih dari 80000 orang.
Azusa dari
kafe Poirot menerima paket untuk Kogoro. Ternyata itu adalah petunjuk
selanjutnya. Akhirnya mereka menarik kesimpulan bahwa bom berhubungan dengan
pertandingan 10 pertandingan sepak bola yang dilaksanakan hari itu. Cara
menjinakkan bom adalah menendang bola ke arah mixtar gawang dibagian tengah.
Striker harus menggunakan wristband berwarna merah di tangan kirinya.
Polisi
menduga pelakunya adalah Motoura. Dia mempunyai seorang anak bernama Tomofumi. Tomofumi
sangat menyukai sepak bola. Tapi dia mempunyai penyakit sehingga tidak bisa
bermain lama. Pada suatu hari kondisinya kritis, dia sedang di bawa dalam
ambulan tapi pada hari itu ada kemenangan suatu klub sepak bola pada
pertandingan J-League. Jalan sekitar stadion Touto jadi ramai dengan
orang-orang yang euphoria. Selain itu, ada rombongan Kogoro yang menghalangi
ambulan. Akhirnya anak itu meninggal.
Sebenarnya Kogoro sedang memanggil ambulan untuk seseorang yang mengalami kecelakaan. Dia mengira ambulan yang digunakan oleh Tomofumi itu ambulan yang dia pesan. Jadi dia kejar.
Meskipun Motoura sangat kesal ketika mengingat kejadian itu, tapi bukan dia pelakunya. Dia ingat kalau dulu ada yang menanyakan peristiwa itu kepada istrinya, tapi dia tidak tahu siapa.
Conan mengecek handycam milik Motoura. Di sana dia melihat Tomofumi melambai kepada seseorang yang kemungkinan besar adalah pelakunya.
Pelaku menelepon Kogoro lagi. Kalau mau menghentikan bom, harus ada striker ke 11.
Conan
menyadari lokasi ke 10 bom yaitu di Lapangan Touto lagi. Saat Conan pergi ke
sana sambil berlari, mobil Agasa datang. Dalam mobil itu ada detective boys
juga. Rupanya mereka berhasil menemukan Conan berkat kacamata cadangan.
Pelakunya adalah Nakaoka Kazumasa. Dia adalah pemain sepak bola yang hebat. Waktu SMA, dia suka berlatih dengan Tomofumi di taman Haido. Dulu Nakaoka pernah mendapatkan wristband merah dari King Kazu. Lalu Nakaoka memberikan wristband itu kepada Tomofumi. Oleh karena itu, dia meminta para striker untuk memakai wristband merah di tangan kirinya. .
Tapi suatu hari, dia mengalami kecelakaan motor sehingga kaki kirinya cedera dan dia tidak bisa bermain sepak bola secara penuh lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk membatalkan kontrak dengan Tokyo Spirit.
Setelah dia selesai rehabilitasi, ternyata Tomofumisudah meninggal. Saat dia selidiki, rupanya para supporter dan Kogoro sempat menghalangi mobil ambulan. Oleh karena itu, dia merasa sangat dendam.
Menurut Analisa Conan, bom dipasang di 9 stadion dimana pertandingan J league berlangsung. Conan pikir Bom ke 10 berada di stadion Touto. Sensor yang dipasang di stadion nasional hanyalah bohongan sehingga Saneda yang mencoba menonaktifkan sensor tersebut selalu gagal.
Ternyata
Touto stadium adalah lokasi ke 11, lokasi ke 10nya adalah stadion nasional.
Kalau tidak ada striker ke 11 yang menonaktifkan sensor di stadion Touto itu,
maka bom di stadion nasional juga akan meledak.
Conan
berusaha untuk menghentikan bom ke 11 itu. Tapi bolanya menabrak reruntuhan.
Genta,
Ayumi, Mitsuhiko, dan Ai datang. Genta membawa sebuah bola, lalu bola itu
dioper ke Conan. Akhirnya bom berhasil dijinakkan dan semuanya selamat.
Reviewnya ada di post ini ya.
No comments:
Post a Comment