Friday, September 2, 2011

Fanfic ShinichiShihoRan - Edge of Hope alibi 6


ALIBI 6

Minggu, 16.45
-kediaman keluarga Yoshida-

Ai sedang membantu Ayumi mencuci piring. Kue pertama buatan Ayumi lebih mirip makhluk mutasi. Walau masih layak makan, tapiAyumi memutuskan untuk tidak menghidangkannya karena mengandung kismis yang di benci Conan. Berkat rasa sukanya yang luar biasa pada Conan, Ayumi menguras semua bahan yang tersisa di kulkas untuk membuat kue lagi yang memakan waktu 2 jam.

"Apa Conan meyukai kue buatan Ayumi ya?" tanya Ayumi pada Ai. "Apalagi Ayumi sudah membuat Conan menunggu lama..." Ayumi kembali teringat saat Conan bolak-balik melihat jam tangannya.

"Kuenya enak sekali kok Ayumi" Jawab Ai jujur.

"Tapi kenapa kak Sonoko langsung pergi padahal belum selesai makan kue?"

"Oh itu..." Ai melirik dasi kupu-kupu pengubah suara di saku jaketnya. "Pacar kak Sonoko dari Amerika tiba-tiba pulang dan mengajak untuk bertemu" walau yang sebenarnya terjadi Ai 'menculik' dasi pengubah suara milik Conan untuk menipu Sonoko. Berpura-pura jadi Makoto dan mengatakan "Aku akan pulang ke Jepang, tolong jemput aku di bandara" Dia merasa sedikit bersalah sudah mempermainkan perasaan Sonoko. Tapi, semua demi Ran.

Ai membilas piring terakhir. "Conan juga langsung pulang setelah makan kue"

"Itu Karena ingin menamatkan novel misteri yang baru dibelinya" dengan lancarnya Ai berbohong sambil mengeringkan piring kaca.

Saat ini kemungkinan besar Conan sedang berada di rumahnya, rumah keluarga Kudo. Ai dapat membayangkan Shinichi meminum kapsul sendirian dengan seragam SMA Teitan tergeletak di sampingnya. Yang pasti jika Conan sudah kembali menjadi Shinichi Kudo akan ada panggilan masuk ke handphonenya.

Hp Ai bernyanyi. Dia menjauh dari piring-piring dan Ayumi untuk menjawab telepon dengan privat number. "Halo..."

"Ai-chan! Bagaimana dengan Conan-kun? Apa perlu aku pulang awal karena tidak ada yang menemani kalian. Bagaimana dengan makan malam?" suara cemas Ran langsung meluncur ketika Ai menekan tombol Yes.

"Conan baik-baik saja, kami baru selesai makan kue" Ai merendahkan suaranya agar tak terdengar Ayumi. "Kami bisa makan malam di Poirot kok. Kak Ran tenang saja. Lagipula aku yakin kakak tidak perlu menerima cinta kak ketua OSIS . Kak Shinichi pasti datang"

"Menerima cinta?" Ran balik bertanya. "Maksudmu soal yang tadi pagi? Itu hanya bualan Sonoko saja" Ran tertawa kecil, Ai bernafas lega karena kalau semua kebohongannya jadi nyata dunia bisa kiamat. "Lagipula aku tahu Shinichi mungkin tidak bisa datang" Ai dapat mendengar sedikit harapan dalam suara Ran ketika mengatakan mungkin.

Jalanan beika, Minggu, 17.13

Ai kembali mendapat telepon tanpa nomor dalam perjalanan pulang.

"Haibara, sepertinya obatmu berhasil dengan baik. Dibanding obat yang lalu reaksinya jauh lebih cepat hingga aku bisa kembali pada tubuh asliku" yang terdengar di seberang telepon bukan suara anak-anak tapi laki-laki remaja. Shinichi Kudo telah kembali.

Ai memperbaiki tudung jaket yang menutupi kepalanya. "Kurasa kali ini kau takkan protes kupanggil Kudo kan?"
 
"Saat ini, ya. Kau sendiri bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Soal Ayumi dan Sonoko dan... Ran?"berputar-putar hanya untuk menanyakan Ran.

"Humm" Ai melirik bungkusan di tangan kirinya. "Ayumi memberikanku kue buatannya yang lain. Kurasa kau takkan suka karena ada kismisnya". Bukan hal yang penting. "Sonoko, kurasa masih menunggu di bandara. Bisa jadi bersama paman Kogoro. Dan Ran..." Ai terdiam. Apa dia harus mengatakan kebenaran bahwa persoalan menerima cinta itu bohong. Ai menggeleng. Sudah terlanjur, lebih baik siram saja minyak ke dalam Api.

"Ran tadi menelponku. Mengabari akan pulang telat karena mau makan malam dengan si ketua OSIS " sampai sini yang dikatakannya benar. "Suaranya terdengar pedih..." mulai dari sini semuanya adalah kebohongan. "Katanya, di makan malam nanti kemungkinan dia akan menyatakan cintanya lagi. Dan bila Shinichi tidak muncul juga, dia akan mencoba untuk menerima si ketua OSIS . Lagipula dia sangat baik,romantis dan perhatian. Plus bukan maniak misteri."

Kesunyian 5 detik diiringi suara jangkrik.

"APA?" teriakan shock mengakhiri masa sunyi. "Harus di hentikan!"

"Tentu saja, atau kau berniat untuk mengalah?" Ai tak mendengar balasan karena telepon sudah ditutup. Dia pasti kini sedang berlari keluar rumah dengan berapi-api untuk selamatkan cintanya. Bahkan detektif dari timurpun jadi bodoh kalau berhadapan dengan cinta.

Ai memasukkan kembali Hpnya ke saku jaket dan berjalan menyusuri jalanan yang basah dengan langkah perlahan. Bibirnya menyanyikan sebuah lagu lamat-lamat, tentang batas terjauh dari sebuah harapan, ujung harapannya. Dan semua harapannya berujung kematian orang yang dia sayangi. Setelah hari itu, Ai Haibara- Shino Miyano tidak lagi memiliki harapan. Tidak berani lagi berharap. Dia telah berada dibatas harapannya.

Namun sebelum lagu itu berakhir , Hpnya berdering lagi...

"Halo?"
Pada saat yang bersamaan seorang pemuda dengan seragam SMA Teitan memasang wajah bingung di tengah jalan. Baru 5 menit dia berlarian dengan panik untuk melakukan penyelamatan. Tapi dia menyadari hal yang sangat gawat, penting dan mendesak.

Dia mengeluarkan HP, menekan radial lalu menempelkan handphone ketelinganya dan berkata "Hei Haibara... kau tahu kemana Ran pergi kencan?"
Ya... karena cinta si jeniuspun jadi idiot.

~MeWTh~

No comments:

Post a Comment