ALIBI 5
Minggu, 11.00
-kediaman keluarga Mouri-
"Kelihatannya semalam kau kurang tidur" Ai memperhatikan warna hitam
di sekeliling mata Conan . "Apa hujan petir semalam membuatmu tidak bisa
tidur" perkataan penuh ironi pertama yang dilancarkan Ai pagi ini.
"Wah-wah-wah... ternyata kamu benar-benar panik memikirkan kencan Ran
ya, Conan?" Sonoko melongokkan kepalanya dari dapur. "Kujamin
Shinichi pasti sudah tahu dan panik sekarang!" dendang riang Sonoko
terdengar sangat fals di telinga Conan.
"Aku tidak panik kok" desis Conan nyaris tak terdengar. "Dan
aku tidak kurang tidur..."lebih tepatnya dia tidak tidur sama sekali.
"Aku tak menyangka kalau Conan takut pada petir" timpal Ai cepat.
Dia mengabaikan Conan yang memelototinya dan memilih menikmati susu coklat.
"Tapi kau tetap tidak ikut tidur bersama Ran dan Ai-chan. Tidur
sendirian walau ada badai, kamu pemberani sekali!" puji Sonoko, tapi entah
kenapa Conan merasa tersindir.
Alasan sebenarnya dia tidak bisa tidur adalah gadis kaya yang duduk
disebrang meja. Secara tidak langsung, semua karena Sonoko Suzuki. Dengan mulut
besarnya plus handphone yang tidak akan pernah kehabisan pulsa, Sonoko telah
menghubungi semua orang yang punya hubungan dengan Shinichi Kudo. Mengabarkan
pada semua orang kalau besok Ran akan kencan dengan ketua OSIS SMA Teitan.
Efek dari pengabaran itu tentu saja konfirmasi langsung. E-mail berdatangan
lebih deras dari hujan semalam. Bahkan ibunya menelpon berkali-kali. Shinichi
tidak bisa mematikan handphone-nya, karena dia tahu bagaimana amukan Yukiko
kalau dia sampai mengabaikan telepon dari wanita yang telah melahirkannya ini.
Bisa dikatakan itu adalah hal paling mengerikan setelah organisasi jubah hitam.
"Pokoknya besok ibu akan berada di Jepang dan menghentikan kencan
mereka!" suara Yukiko terdengar segar ketika jam di kamar Kogoro
menunjukkan pukul 02.15 - hari minggu. Ibunya yang baru saja menikmati makan
siang di Empire State Building, sepertinya lupa pada perbedaan waktu 14 jam dan
mengomel dengan penuh semangat.
"ibu... besok yang ibu maksudkan sudah jadi hari ini di
Jepang. Tolong izinkan aku tidur" pinta Conan nyaris menangis. Tapi teror
tak berakhir karena profesor Agasa yang tidak bisa tidur ikut menerornya.
Padahal email dari Heiji (yang pasti dipaksa kirim oleh Kazuha) juga Sonoko
sudah dia abaikan.
Dua orang lain yang tahu nomor telponnya mengganggunya dengan cara yang
berbeda. Ran memang tak menelponnya karena terakhir kali Shinichi membuatnya
kesal dengan mengeluarkan teori mengenai pencuri empatbelas duabelas, tapi
senyum jelang kencan dengan ketua OSIS sukses membuatnya kehilangan ketenangan.
Dan Ai, dia 'menghibur' Conan dengan mengatakan 'tenang,kudo.
Kemungkinan berhasil obat ini melebihi 0,5 persen... mungkin'.
Teror mengerikan baru berakhir pukul 7 pagi, ketika Ran datang membangunkan
Conan(yang sama sekali tidak bisa tidur). Untuk pertama kalinya, Conan
merasakan empati pada para artis yang diterpa gosip.
Tapi masalah terbesarnya bukanlah tidur yang kurang, tapi keberadaan Sonoko
yang di luar rencana.
"Aku datang untuk memastikan kau tidak mengacaukan kencan Ran dengan
suami barunya" begitu yang dikatakan Sonoko padanya ketika datang dengan
menembus hujan. Kalau diawasi Sonoko dia tidak akan bisa menjadi Shinichi dan
menghentikan kencan Ran.
Conan sempat berharap pada hujan yang tak kunjung reda, tapi badai dengan
petir yang telah merusakkan antena televisi di rumah mereka mulai berubah jadi
rintik . Bahkan mentari tersenyum dengan ramahnya. Mengabarkan cuaca cerah yang
akan segera datang.
"Sonoko... apa pakaian ini tidak berlebihan?" Ran keluar dari
kamarnya dengan malu-malu. Conan ternganga melihatnya, Ai sampai lupa meneguk
coklatnya dan Sonoko berseru riang. "Waaah! Kau benar-benar HOT Ran!"
Dengan cepat Sonoko mengeluarkan Hp dan mengabadikan Ran. Blitz memberikan
cahaya kilat yang menyapu tubuh jenjang Ran. Rok Jeans mini memamerkan kaki
jenjang, betis dan paha Ran yang mulus. Tanktop berwarna biru langit memamerkan
bahunya yang putih(dan wilayah dada atas yang membuat darah mengalir dari
hidung Conan). Rambut panjangnya diikat ekor kuda ke kanan, cukup tinggi untuk
memamerkan kecantikan tengkuk khas Jepang. Dan make up hasil polesan Sonoko
memaksimalkan kecantikan Ran 137 Persen.
"Kurasa aku harus ganti baju..."Ran berbalik tapi di cegah Sonoko
.
"Yang perlu kau lakukan hanyalah mengenakan sandal berhak ini dan
bersiap menyambut ketua OSIS " Sonoko menangkap bahu Ran dan mendudukkannya
ke depan TV yang berisi pertarungan semut hitam dan putih.
Ai menelan susu coklatnya, melihat wajah Conan yang tak jelas tersipu atau
pucat dan mulai kangen dengan informasi dunia yang biasa dia saksikan lewat
televisi. Conan tak bisa mengalihkan pandangan dari Ran, memikirkan 1001 cara
untuk menghancurkan kencan dan ketua OSIS sial yang beruntung itu. Dan Sonoko
memasang senyum setan, mengetik sesuatu di handphonenya.
"Terkirim!" seru Sonoko riang, bersamaan dengan bergetarnya Hp di
saku celana Conan. "Aku sudah mengirim fotomu pada Shinichi dan
mengabarkan kencan kalian! Juga soal Ran akan menerima cinta ketua OSIS kalau
dia tidak datang!"
Mata Conan terbelalak. Dia memberikan tatapan pada Ai yang dapat
diterjemahkan sebagai Jadi yang kau katakan semalam itu bukan bohong?
Ai, dengan pengalaman sepuluh tahun dalam organisasi, dapat menyembunyikan
rasa terkejutnya. Walau dalam tenggorokkannya susu coklat masuk ke saluran
pernapasan, tersedak. Kebohongan yang kubuat jadi kenyataan? Tokyo pasti
akan kena gempa.
"Sonoko, hentikan... dia pasti sibuk. Lagipula, tidak mungkin datang
untukku dan mengabaikan kasus besar yang diburunya" suara Ran terdengar
pelan, penuh keraguan.
Sebelum sempat Sonoko menambahkannya, handphone Ran bernyanyi. Telepon dari
ketua OSIS yang sudah menunggunya di bawah. Sonoko menyerahkan jaket berbahan
jeans pada Ran dan mendorongnya keluar. "selamat bersenang-senang! Dan
matikan Handphonemu! Jangan biarkan Shinichi hanya menelpon, dia harus
datang!" Sonoko melambaikan tangan pada Ran yang menuruni tangga, lalu
menangkap kerah belakang dari bocah laki-laki yang mau membuntutinya.
"Jangan rusak kencan mereka bocah tengik!" Sonoko memelototi
Conan. "Yang boleh menghentikan kencan mereka hanya Shinichi".
"Aku hanya mau keluar sebentar kok!" Conan berontak. Lagipula aku
Shinichi!
"Oh ya?" Sonoko menyipitkan matanya. "Memangnya sebentar itu
mau kemana?" mata mengintrogasi Sonoko memiliki level sama dengan polisi
di bagian investigasi.
Conan melemparkan pandangan pada Ai, meminta pertolongan. "Kami mau ke
rumah Ayumi untuk makan kue" Ai menjawabkan untuk Conan.
"Benar begitu?" Sonoko mendekatkan wajahnya pada Conan .
"Kalau kakak tidak percaya, datang saja bersama kami. Kurasa Ayumi
sudah selesai membuat kue sekarang" Ai mengeluarkan handphone dari sakunya
dan menekan nomor rumah keluarga Yoshida. Mengabarkan kedatangan mereka.
Conan serasa dilempar ke lubang berisi buaya yang kawin silang sama Komodo.
Kalau kau membiarkan Sonoko membuntuti kita, bagaimana aku bisa kembali
jadi Shinichi?
To be continued...
+*0*-MeWTh-*0*+
a/n: akhirnya setelah puas berdrama ria di Alibi 4, mew kembali pada habitat
asal,Humour. Walo Last Alibi ratingnya bakal M dan membuat Mew ditimpukin ama
peggemar AiCo *nyiapin tameng*. untuk saat ini Mew ngga akan rubah rating dari
T.
Judul Edge of Hope dikasih ama neechan Mew~. Artinya batas terjauh harapan
mew~. Dari 15 judul yang ditawarkan,mew pilih ini. Orang yang optimis
meletakkan harapannya setinggi langit dan orang pesimis membatasi harapannya
pada detik dia meragukannya mew~. Ujung harapan semua tokoh utama terlihat di
cerita ini,mew~ termasuk ujung harapan mew yang dapat ilham kasus febuari tahun
2008(tapi lupa ngasih judul sampai upload alibi 1).
Kebetulan mew terpikir apa yang terjadi sama detektif cilik yang lain, jadi
sebagai bonus buat yang setia nemenin mew, inilah omake.
Omake:
Sementara itu para anggota detektif cilik yang lain
Ayumi Yoshida
Wajah Ayumi memucat setelah menutup telepon dari Ai. "Padahal hujan,
kupikir tidak datang"gumam ayumi.
Matanya dengan horor melihat kue
buatannya di atas meja.
"Kenapa Ayumi ?" suara sang ibu tak mampu mengeluarkannya dari
mimpi buruk. "Bentuk kuenya memang sedikit unik, tapi rasanya enak banget
kok"
Sebenarnya 'sedikit unik'bukan deskripsi tepat bagi seonggok benda mirip
kotoran berhias muntahan merah dan lalat mati. "Lihat! Kalau
dipotong-potong dan dibuang krimnya, jadi kelihatan normal"saran sang ibu
tak
terdengar. Ayumi sudah tersedot blackhole beralamat 'kegagalan rencana
asmara untuk conan'
Ayumi shock
Mitsuhiko Tsuburaya
"BRUK!"
Payung berwarna merah dan biru berjatuhan ke lantai. Begitu pula Mitsuhiko.
Paman yang ditubruk Mitsuhiko mengulurkan tangannya tanpa bicara apapun lalu
membantu mitsuhiko memungut payung yang bermotif bunga lily dan kaktus.
"Terima kasih Paman!" Mitsuhiko membungkuk dan menambahkan
"Ini payung untuk Ayumi dan Haibara" begitu melihat tatapan paman
betopi rajut tak lepas dari payung di tangannya. "Haibara memang kuat dan
dewasa, tapi aku tetap ingin mencoba melindunginya, walau hanya dengan payung
ini" ucapan yang sangat romantis untuk ukuran bocah 7 tahun.
Sang paman berbalik tanpa komentar dan menyapa seorang wanita bule berambut
pirang. Lalu berbicara dalam bahasa asing dengannya. "Eh, bukan orang
Jepang ya?"
Ouch, keromantisan yang sia-sia. Muka mitsuhiko memerah saking malunya
Genta Kojima
"Paman Takagi dan tante Miwako sedang kencan ya?"
Dua orang yang dipanggil namanya langsung salah tingkah dan dalam waktu
bersamaan berkata:
Takagi : (Menggaruk-garuk kepala sambil tersipu malu)"Wah Genta-kun,kami
kelihatan seperti pasangan ya?"
Miwako : (setengah berteriak sambil menyembunyikan rona merah) "sama
sekali bukan!"
(maksudnya 'kami bukan sedang kencan,tapi bekerja'. Tapi sayang Takagi
mengira perkataan itu ditujukan bagi pernyataan yang dia keluarkan sehingga
berubah jadi 'aku sama sekali bukan pasangan Takagi!')
Mata Takagi membulat tidak percaya. "Jadi selama ini, saya.. tidak
cocok sebagai pacar Miwako-san ya?" Miwako tergagap. "Bu,bukan
begitu... maksudku..."
"Oooh, jadi kalian benar-benar pacaran ya?" sambut seorang polisi
lain yang tak sengaja menguping. Matanya memberikan api kemarahan mewakili
seluruh polisi pria fans Miwako pada Takagi.
Sementara orang dewasa mulai ribut karena kesalahpahaman, si biang kerok
justru melenggang pergi. Dia ke tempat ayahnya yang mengeluarkan pancingan dari
bagasi mobil. Hujan berhenti, dia beserta keluarga tidak batal memancing.
Dari sudut matanya, dari kejauhan 700 m, Genta melihat ada toko takoyaki
serta toko anpan. Dan setelah sebuah mobil antik hitam menyingkir, terlihat
pula kedai sukiyaki.
Mungkin ini akan jadi liburan terbaiknya~!
(Cuma genta sendiri yang senang)
~MeWTh~
No comments:
Post a Comment