Friday, September 2, 2011

Fanfic ShinichiShihoRan - Edge of Hope alibi 5


ALIBI 5

Minggu, 11.00

-kediaman keluarga Mouri-

"Kelihatannya semalam kau kurang tidur" Ai memperhatikan warna hitam di sekeliling mata Conan . "Apa hujan petir semalam membuatmu tidak bisa tidur" perkataan penuh ironi pertama yang dilancarkan Ai pagi ini.

"Wah-wah-wah... ternyata kamu benar-benar panik memikirkan kencan Ran ya, Conan?" Sonoko melongokkan kepalanya dari dapur. "Kujamin Shinichi pasti sudah tahu dan panik sekarang!" dendang riang Sonoko terdengar sangat fals di telinga Conan.

"Aku tidak panik kok" desis Conan nyaris tak terdengar. "Dan aku tidak kurang tidur..."lebih tepatnya dia tidak tidur sama sekali.

"Aku tak menyangka kalau Conan takut pada petir" timpal Ai cepat. Dia mengabaikan Conan yang memelototinya dan memilih menikmati susu coklat.
 
"Tapi kau tetap tidak ikut tidur bersama Ran dan Ai-chan. Tidur sendirian walau ada badai, kamu pemberani sekali!" puji Sonoko, tapi entah kenapa Conan merasa tersindir.

Alasan sebenarnya dia tidak bisa tidur adalah gadis kaya yang duduk disebrang meja. Secara tidak langsung, semua karena Sonoko Suzuki. Dengan mulut besarnya plus handphone yang tidak akan pernah kehabisan pulsa, Sonoko telah menghubungi semua orang yang punya hubungan dengan Shinichi Kudo. Mengabarkan pada semua orang kalau besok Ran akan kencan dengan ketua OSIS SMA Teitan.

Efek dari pengabaran itu tentu saja konfirmasi langsung. E-mail berdatangan lebih deras dari hujan semalam. Bahkan ibunya menelpon berkali-kali. Shinichi tidak bisa mematikan handphone-nya, karena dia tahu bagaimana amukan Yukiko kalau dia sampai mengabaikan telepon dari wanita yang telah melahirkannya ini. Bisa dikatakan itu adalah hal paling mengerikan setelah organisasi jubah hitam.

"Pokoknya besok ibu akan berada di Jepang dan menghentikan kencan mereka!" suara Yukiko terdengar segar ketika jam di kamar Kogoro menunjukkan pukul 02.15 - hari minggu. Ibunya yang baru saja menikmati makan siang di Empire State Building, sepertinya lupa pada perbedaan waktu 14 jam dan mengomel dengan penuh semangat.

"ibu... besok yang ibu maksudkan sudah jadi hari ini di Jepang. Tolong izinkan aku tidur" pinta Conan nyaris menangis. Tapi teror tak berakhir karena profesor Agasa yang tidak bisa tidur ikut menerornya. Padahal email dari Heiji (yang pasti dipaksa kirim oleh Kazuha) juga Sonoko sudah dia abaikan.

Dua orang lain yang tahu nomor telponnya mengganggunya dengan cara yang berbeda. Ran memang tak menelponnya karena terakhir kali Shinichi membuatnya kesal dengan mengeluarkan teori mengenai pencuri empatbelas duabelas, tapi senyum jelang kencan dengan ketua OSIS sukses membuatnya kehilangan ketenangan. Dan Ai, dia 'menghibur' Conan dengan mengatakan 'tenang,kudo. Kemungkinan berhasil obat ini melebihi 0,5 persen... mungkin'.

Teror mengerikan baru berakhir pukul 7 pagi, ketika Ran datang membangunkan Conan(yang sama sekali tidak bisa tidur). Untuk pertama kalinya, Conan merasakan empati pada para artis yang diterpa gosip.

Tapi masalah terbesarnya bukanlah tidur yang kurang, tapi keberadaan Sonoko yang di luar rencana.

"Aku datang untuk memastikan kau tidak mengacaukan kencan Ran dengan suami barunya" begitu yang dikatakan Sonoko padanya ketika datang dengan menembus hujan. Kalau diawasi Sonoko dia tidak akan bisa menjadi Shinichi dan menghentikan kencan Ran.

Conan sempat berharap pada hujan yang tak kunjung reda, tapi badai dengan petir yang telah merusakkan antena televisi di rumah mereka mulai berubah jadi rintik . Bahkan mentari tersenyum dengan ramahnya. Mengabarkan cuaca cerah yang akan segera datang.

"Sonoko... apa pakaian ini tidak berlebihan?" Ran keluar dari kamarnya dengan malu-malu. Conan ternganga melihatnya, Ai sampai lupa meneguk coklatnya dan Sonoko berseru riang. "Waaah! Kau benar-benar HOT Ran!"

Dengan cepat Sonoko mengeluarkan Hp dan mengabadikan Ran. Blitz memberikan cahaya kilat yang menyapu tubuh jenjang Ran. Rok Jeans mini memamerkan kaki jenjang, betis dan paha Ran yang mulus. Tanktop berwarna biru langit memamerkan bahunya yang putih(dan wilayah dada atas yang membuat darah mengalir dari hidung Conan). Rambut panjangnya diikat ekor kuda ke kanan, cukup tinggi untuk memamerkan kecantikan tengkuk khas Jepang. Dan make up hasil polesan Sonoko memaksimalkan kecantikan Ran 137 Persen.

"Kurasa aku harus ganti baju..."Ran berbalik tapi di cegah Sonoko .

"Yang perlu kau lakukan hanyalah mengenakan sandal berhak ini dan bersiap menyambut ketua OSIS " Sonoko menangkap bahu Ran dan mendudukkannya ke depan TV yang berisi pertarungan semut hitam dan putih.

Ai menelan susu coklatnya, melihat wajah Conan yang tak jelas tersipu atau pucat dan mulai kangen dengan informasi dunia yang biasa dia saksikan lewat televisi. Conan tak bisa mengalihkan pandangan dari Ran, memikirkan 1001 cara untuk menghancurkan kencan dan ketua OSIS sial yang beruntung itu. Dan Sonoko memasang senyum setan, mengetik sesuatu di handphonenya.

"Terkirim!" seru Sonoko riang, bersamaan dengan bergetarnya Hp di saku celana Conan. "Aku sudah mengirim fotomu pada Shinichi dan mengabarkan kencan kalian! Juga soal Ran akan menerima cinta ketua OSIS kalau dia tidak datang!"

Mata Conan terbelalak. Dia memberikan tatapan pada Ai yang dapat diterjemahkan sebagai Jadi yang kau katakan semalam itu bukan bohong?

Ai, dengan pengalaman sepuluh tahun dalam organisasi, dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. Walau dalam tenggorokkannya susu coklat masuk ke saluran pernapasan, tersedak. Kebohongan yang kubuat jadi kenyataan? Tokyo pasti akan kena gempa.

"Sonoko, hentikan... dia pasti sibuk. Lagipula, tidak mungkin datang untukku dan mengabaikan kasus besar yang diburunya" suara Ran terdengar pelan, penuh keraguan.

Sebelum sempat Sonoko menambahkannya, handphone Ran bernyanyi. Telepon dari ketua OSIS yang sudah menunggunya di bawah. Sonoko menyerahkan jaket berbahan jeans pada Ran dan mendorongnya keluar. "selamat bersenang-senang! Dan matikan Handphonemu! Jangan biarkan Shinichi hanya menelpon, dia harus datang!" Sonoko melambaikan tangan pada Ran yang menuruni tangga, lalu menangkap kerah belakang dari bocah laki-laki yang mau membuntutinya.

"Jangan rusak kencan mereka bocah tengik!" Sonoko memelototi Conan. "Yang boleh menghentikan kencan mereka hanya Shinichi".

"Aku hanya mau keluar sebentar kok!" Conan berontak. Lagipula aku Shinichi!

"Oh ya?" Sonoko menyipitkan matanya. "Memangnya sebentar itu mau kemana?" mata mengintrogasi Sonoko memiliki level sama dengan polisi di bagian investigasi.

Conan melemparkan pandangan pada Ai, meminta pertolongan. "Kami mau ke rumah Ayumi untuk makan kue" Ai menjawabkan untuk Conan.

"Benar begitu?" Sonoko mendekatkan wajahnya pada Conan .

"Kalau kakak tidak percaya, datang saja bersama kami. Kurasa Ayumi sudah selesai membuat kue sekarang" Ai mengeluarkan handphone dari sakunya dan menekan nomor rumah keluarga Yoshida. Mengabarkan kedatangan mereka.

Conan serasa dilempar ke lubang berisi buaya yang kawin silang sama Komodo.

Kalau kau membiarkan Sonoko membuntuti kita, bagaimana aku bisa kembali jadi Shinichi?
To be continued...

+*0*-MeWTh-*0*+
a/n: akhirnya setelah puas berdrama ria di Alibi 4, mew kembali pada habitat asal,Humour. Walo Last Alibi ratingnya bakal M dan membuat Mew ditimpukin ama peggemar AiCo *nyiapin tameng*. untuk saat ini Mew ngga akan rubah rating dari T.
Judul Edge of Hope dikasih ama neechan Mew~. Artinya batas terjauh harapan mew~. Dari 15 judul yang ditawarkan,mew pilih ini. Orang yang optimis meletakkan harapannya setinggi langit dan orang pesimis membatasi harapannya pada detik dia meragukannya mew~. Ujung harapan semua tokoh utama terlihat di cerita ini,mew~ termasuk ujung harapan mew yang dapat ilham kasus febuari tahun 2008(tapi lupa ngasih judul sampai upload alibi 1).
Kebetulan mew terpikir apa yang terjadi sama detektif cilik yang lain, jadi sebagai bonus buat yang setia nemenin mew, inilah omake.


Omake:

Sementara itu para anggota detektif cilik yang lain

Ayumi Yoshida
Wajah Ayumi memucat setelah menutup telepon dari Ai. "Padahal hujan, kupikir tidak datang"gumam ayumi. 
Matanya dengan horor melihat kue buatannya di atas meja.

"Kenapa Ayumi ?" suara sang ibu tak mampu mengeluarkannya dari mimpi buruk. "Bentuk kuenya memang sedikit unik, tapi rasanya enak banget kok"

Sebenarnya 'sedikit unik'bukan deskripsi tepat bagi seonggok benda mirip kotoran berhias muntahan merah dan lalat mati. "Lihat! Kalau dipotong-potong dan dibuang krimnya, jadi kelihatan normal"saran sang ibu tak 
terdengar. Ayumi sudah tersedot blackhole beralamat 'kegagalan rencana asmara untuk conan'

Ayumi shock

Mitsuhiko Tsuburaya

"BRUK!"

Payung berwarna merah dan biru berjatuhan ke lantai. Begitu pula Mitsuhiko. Paman yang ditubruk Mitsuhiko mengulurkan tangannya tanpa bicara apapun lalu membantu mitsuhiko memungut payung yang bermotif bunga lily dan kaktus.

"Terima kasih Paman!" Mitsuhiko membungkuk dan menambahkan "Ini payung untuk Ayumi dan Haibara" begitu melihat tatapan paman betopi rajut tak lepas dari payung di tangannya. "Haibara memang kuat dan dewasa, tapi aku tetap ingin mencoba melindunginya, walau hanya dengan payung ini" ucapan yang sangat romantis untuk ukuran bocah 7 tahun.

Sang paman berbalik tanpa komentar dan menyapa seorang wanita bule berambut pirang. Lalu berbicara dalam bahasa asing dengannya. "Eh, bukan orang Jepang ya?"

Ouch, keromantisan yang sia-sia. Muka mitsuhiko memerah saking malunya

Genta Kojima
"Paman Takagi dan tante Miwako sedang kencan ya?"

Dua orang yang dipanggil namanya langsung salah tingkah dan dalam waktu bersamaan berkata:

Takagi : (Menggaruk-garuk kepala sambil tersipu malu)"Wah Genta-kun,kami kelihatan seperti pasangan ya?"

Miwako : (setengah berteriak sambil menyembunyikan rona merah) "sama sekali bukan!"

(maksudnya 'kami bukan sedang kencan,tapi bekerja'. Tapi sayang Takagi mengira perkataan itu ditujukan bagi pernyataan yang dia keluarkan sehingga berubah jadi 'aku sama sekali bukan pasangan Takagi!')

Mata Takagi membulat tidak percaya. "Jadi selama ini, saya.. tidak cocok sebagai pacar Miwako-san ya?" Miwako tergagap. "Bu,bukan begitu... maksudku..."

"Oooh, jadi kalian benar-benar pacaran ya?" sambut seorang polisi lain yang tak sengaja menguping. Matanya memberikan api kemarahan mewakili seluruh polisi pria fans Miwako pada Takagi.

Sementara orang dewasa mulai ribut karena kesalahpahaman, si biang kerok justru melenggang pergi. Dia ke tempat ayahnya yang mengeluarkan pancingan dari bagasi mobil. Hujan berhenti, dia beserta keluarga tidak batal memancing.

Dari sudut matanya, dari kejauhan 700 m, Genta melihat ada toko takoyaki serta toko anpan. Dan setelah sebuah mobil antik hitam menyingkir, terlihat pula kedai sukiyaki.

Mungkin ini akan jadi liburan terbaiknya~!
(Cuma genta sendiri yang senang)

~MeWTh~

No comments:

Post a Comment