Friday, June 1, 2012

FanFic Penangkapan Oleh Jubah Hitam | Chap 1

Aku sedikit terinspirasi dari Conan chap 818 atau berapa itu yang Ai jadi gede lagi. So aku bini fanfic tentang Ai. Genrenya Apa ya? Nanti aku pikirin deh. Ceritanya juga masih setengah jadi. Aku juga gatau ahirnya kaya apa. (payah aku). Udah deh silahkan baca ajah




Penangkapan Oleh Jubah Hitam

by VaniaAlicia

Detective Conan @Aoyama Gosho

 


Chapter 1 | Berkemah

Ai’s pov
Ya aku. Ai Haibara. Gadis sinis yang selalu mengantuk karena harus terus meneliti antidote untuk APTX 4869. Akulah yang telah merubah kehidupan Shinichi Kudo dan kehidupanku sendiri –Shiho Miyano--. Aku seorang ilmuwan yang melanjutkan penelitian orang tuaku mengenai obat yang dapat membunuh orang tanpa terdeteksi penyebabnya. Tapi sayangnya aku malah membuat obat yang membuat tubuh seseorang menjadi kecil. Dan Shinichi Kudo itulah korban percobaan pertamaku

Sekarang aku menjalani hidupku sebagai seorang gadis kecil berusia sekitar 6 atau 7 tahun bersama Conan Edogawa –Shinichi—serta beberapa teman lainnya, yaitu Genta, Ayumi, dan Mitsuhiko. Meskipun mereka masih kecil, tapi semangat mereka untuk memecahkan suatu kasus ku acungi jempol. Apalagi Mitsuhiko. Meskipun dia masih kelas 1 SD, tapi kecerdasannya sudah diatas teman sebayanya.


“Hey Ai-chan, kau sedang memikirkan apa?” Ayumi membuyarkan lamunanku.

“Eh.. Tidak.” Jawabku bohong. Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju tempat perkemahan di daerah yang cukup jauh, dan dekat hutan. 

“Kapan sampainya sih Profesor. Jangan bilang kita tersesat lagi untuk ke sekian kalinya.” Genta mulai menggerutu.

“Ehehe.. Sepertinya begitu. Dan hari pun mulai gelap.” Jawab Profesor Agasa. Dasar hakase ini. Apa otaknya terlalu pintar atau bagaimana, sehingga hampir setiap kali kita akan berkemah pasti saja tersesat. Payah.

“Ya sudah kita pasang tenda di sekitar sini saja. Lahannya cukup luas untuk kita jadikan tempat peristirahatan malam ini. Yang penting kita bisa berkemah.” Lanjut Profesor Agasa.

Yah dari pada tidak sama sekali kami membangun tenda di tanah lapang yang cukup luas. Meskipun auranya kurang bersahabat denganku. Entah mengapa. Tapi hati kecilku tidak ingin tinggal lama di tempat ini. Ah lupakan.

O o o o o O

Waktu sudah menunjukan pukul 7 ketika kita sudah selesai membangun dan merapikan tenda. Sekarang saatnya makan malam. 

“Ittadakimasu.” Kami semua berseru, membuka acara makan malam di tempat mencekam ini.

“Hmm.., Enak!” Genta makan dengan lahap. Makanan apapun di hadapannya akan menjadi lezat. Apalagi belut.

“Hey, bagaimana kalau setelah ini kita berjalan jalan disekitar sini. Barangkali saja kita menemukan hal yang menarik. Kita kan detektif cilik. Kemana pun kita pergi selalu ada hal hal menarik di sekitar kita.” Mitsuhiku bicara dengan semangat.

“Kalau tidak pencurian, ya penculikan. Atau pembunuhan.” Jawabku sinis, karena itu sudah menjadi kebiasaanku.

“Bisakah kau bersikap sedikit manis?” Conan menyenggol tanganku dan berkata pelan. Aku hanya membalasnya dengan tatapan malas.

“Uhh.,.. aku Kenyang sekali. Perutku sampai buncit begini. Baiklah. Sekarang kita mau ke mana?” Genta berbicara dengan nasi belepotan di sana sini.

“Ih Genta. Mukamu sangat lucu. Bersihkan dulu tuh sisa nasinya.” Timpal Ayumi. Genta diliputi bunga bunga karena disebut lucu oleh Ayumi. Itu terlihat dari wajahnya yang sedikit memerah. Meskipun tidak terlalu jelas karena penerangan yang seadanya ditengah hutan.

“Ayo kita mulai perjalanan kita dengan mengikuti jalan setapak itu.” Mitsuhiko menunjuk jalan setapak yang berada tak terlalu jauh.

“Baiklah.” Jawab Ayumi dan Genta bersemangat.

“Ya sudah aku ikut kalian.” Conan menjawab pasrah.

“Aku tidak ikut. Aku di sini saja bersama professor.” Jawabku malas.

“Kenapa Ai-chan?” Tanya Ayumi.

“Malas saja.” Jawabku enteng. Tapi mereka tidak menanggapinya dengan enteng. Genta menarik tanganku dengan cukup keras.

“Kita pergi dulu Profesor.” Ayumi berteriak cukup keras.

“Hati-hati di jalan. Jangan terlalu jauh juga jangan terlalu lama.” Jawab Profesor Agssa melambaikan tangan.
O o o o o O

Kita berjalan menyusuri jalan setapak. Beberapa saat kemudian Conan berseru,“Hey sepertinya ada orang di sana.” Conan menunjuk ke setitik cahaya.

“Ia. Ayo kita ke sana.” Jawab Genta, Mitsuhiko, dan Ayumi bersemangat. Ya, mereka memang selalu bersemangat. Seperti tidak ada beban. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang dengan langkah yang malas.

“Hey Haibara, Ada apa denganmu? Kau terlihat kurang bersemangat.” Conan mensejajarkan jalannya denganku. Dasar bodoh. Aku bukan kurang bersemangat, Tapi tidak bersemangat.

“Entahlah sejak tadi aku tidak ingin berada di tempat ini. Seperti ada sesuatu yang melarangku datang ke sini. Ah mungkin itu perasaanku saja. Lupakan.” Jawabku.

“Hey kalian bisa cepat sedikit tidak sih jalannya?” Genta berteriak.

“Ia maaf!” Conan menjawabnya dengan sedikit berteriak. Aku dan Conan mempercepat langkah kami.
Dari jarak yang masih cukup jauh, kami sudah dapat melihat  tenda. Sepertinya ada dua orang disana. Dan mereka perempuan.

“Ayo kita ke sana.” Ayumi sudah mulai melangkah.

“Tunggu.” Jawabku spontan. Semuanya menoleh ke arahku.

“Kenapa? Kita kan sekedar ingin berkenalan.” Jawab Genta.

“Ia. Lagi pula tenda kita tidak terlalu jauh ko.” Ayumi membela.

“baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat!” Mitsuhiko maju memimpin barisan. 

“Hey, aku pemimpin Detektif Cilik. Jadi aku yang didepan.” Genta menyalip Mitsuhiko.

O o o o o O

Di tenda tetangga.

“Wah kita kedatangan tamu rupanya.” Kata seorang wanita berambut pendek mungkin sekitar 25 tahunan.

“Hai.. Selamat datang adik adik manis. Kenapa kalian ada di sini?” kata wanita lainnya yang berambut panjang.

“konban wa! Aku Genta. Ini teman temanku Mitsuhiko, Conan, Ayumi, dan Haibara. Senang bertemu dengan kakak. Kami sedang berkemah di sebelah sana.”

“Oh. Nama kakak Arisa. Teman kakak ini namanya Azuka.” Kata kakak yang berambut pendek. Aku hanya melihatnya dari kejauhan. AKu merasakan aura yang tidak ingin ku rasakan. Pasti di sini ada ‘mereka’. 

“Hey adik berambut pirang. Hib.. hai .. Siapa namamu tadi?” Kak Azuka bertanya. Pertanyaannya mengagetkanku saja. 

“Namanya Haibara. Ai Haibara.” Mitsuhiko yang menjawab karena aku diam saja.

“Kalian mau jagung bakar? Tapi kalian harus menunggu dulu. Karena…” Kak Azuka berbicara tapi terpotong oleh kedatangan seseorang.

“Haloo semuaa.. ini dia kayu bakarnya.” Seorang pria dengan tubuh cukup besar datang dengan seikat kayu bakar. Aneh juga ya. Semalam ini masih mencari kayu bakar.

“Wah Arisa, dari mana asal anak-anak ini?” tanyanya lagi.

“Katanya mereka berkemah di dekat sini.” Jawab Arisa. “Ayo kita mulai pesta jagung bakarnya.

“Hey, apa ada yang berkata ‘pesta jagung bakar’?” seorang pria bertubuh tambun keluar dari tenda.

“ah, yang kau tau makan saja.” Kata Arisa. Pantas badannya subur. Sepertinya kerja dia Cuma makan dan tidur. 

“Sudah yu, kita pulang saja.” Aku mulai malas di sini.

“Sayang kan. Ada makanan menanti.” Genta menjawab sambil menepuk nepuk perutnya.

“Bukankan kau tadi makan sampai 4 kali menambah?” jawabku enteng

“hey jangan keras keras. Malu tahu.” Genta meletakan telunjuknya di mulutnya. Kita hanya bisa tertawa melihat tingkahnya. 

“Lebih baik kita kembali. Kita sudah hampir satu jam berjalan jalan. Profesor bisa marah nanti.” Conan melihat jam tangannya.

“Yahh,… Padahal aku ingin jagung bakar.” Genta tetap memaksa.

“Udah ah. Kita pulang saja.” Ayumi menimpali.

“Ya sudah. Karena suara terbanyak adalah pulang. Maka kita akan pulang sekarang.” Mitsuhiko membuat keputusan. DIbandingkan dengan Genta, Mitsuhiko lebih pantas menjadi ketua aku piker. “Kakak, kita pulang dulu. Maaf kita tidak bisa ikut dalam pesta jagung mala mini. Konbanwa.” 

Mereka berjalan cepat menuju tenda. Aku masih penasaran, apakah ‘mereka’ ada di antara kakak kakak tadi. Tapi aku takut melibatkan teman temanku. Lebih baik nanti malam aku selidiki sendiri.

“Hey Haibara. Apa ada yang salah? Sejak tadi tingkahmu aneh sekali.” Lagi lagi Conan. Menyusahkan saja tantei-kun satu ini.

“TIdak ada apa-apa. Hanya saja….”

“Hanya saja apa?”

“Conan, apakah kalau kau mendapatkan antidote itu kau akan melupakanku?”

“Kenapa kau bertanya begitu?”

“Tidak. Sudah lupakan saja. Ayo kita segera ke tenda.” Aku mempercepat langkahku, meninggalkan detektif itu dengan wajah bingungnya. 

O o o o o O

“Ahhh… Akhirnya kalian kembali juga. Aku sudah khawatir kalian tahu? Ke mana saja kalian!” Profesor Agasa terlihat khawatir sekali.

“Maaf. Tadi kami berkunjung dulu ke tenda yang ada di sana. Memang cukup jauh.” Conan menjelaskan.

“Sudah. Sekarang saatnya tidur. Jangan keluyuran lagi.” Profesor memang seperti orang tua Detektif cilik. Aku memilih tidur di paling ujung agar mudah kabur malam nanti. Aku harap semuanya berjalan dengan lancer.

 O o o o o O

Detik detik. Menit menit. Sekarang sudah jam 11 malam. Aku piker mereka semua pasti sudah tidur. Sekarang saatnya aku kabur.
Tapi…


kira kira kenapa ya? aku juga gatau. idenya keburu ilang.. Nanti cari ide dulu. Tunggu ya Chapter 2 nya.
Ga kerasa fanfic ini lima halaman.

Fanfic Penangkapan Oleh Jubah Hitam
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4


No comments:

Post a Comment