Aku sedikit terinspirasi dari Conan chap 818 atau berapa itu yang Ai jadi gede lagi. So aku bini fanfic tentang Ai. Genrenya Apa ya? Nanti aku pikirin deh. Ceritanya juga masih setengah jadi. Aku juga gatau ahirnya kaya apa. (payah aku). Udah deh silahkan baca ajah
kira kira kenapa ya? aku juga gatau. idenya keburu ilang.. Nanti cari ide dulu. Tunggu ya Chapter 2 nya.
Penangkapan Oleh Jubah Hitam
by VaniaAlicia
Detective Conan @Aoyama Gosho
Chapter 1 | Berkemah
Ai’s pov
Ya aku. Ai Haibara. Gadis sinis yang selalu
mengantuk karena harus terus meneliti antidote untuk APTX 4869. Akulah yang
telah merubah kehidupan Shinichi Kudo dan kehidupanku sendiri –Shiho Miyano--.
Aku seorang ilmuwan yang melanjutkan penelitian orang tuaku mengenai obat yang
dapat membunuh orang tanpa terdeteksi penyebabnya. Tapi sayangnya aku malah
membuat obat yang membuat tubuh seseorang menjadi kecil. Dan Shinichi Kudo
itulah korban percobaan pertamaku
Sekarang aku menjalani hidupku sebagai seorang
gadis kecil berusia sekitar 6 atau 7 tahun bersama Conan Edogawa
–Shinichi—serta beberapa teman lainnya, yaitu Genta, Ayumi, dan Mitsuhiko.
Meskipun mereka masih kecil, tapi semangat mereka untuk memecahkan suatu kasus
ku acungi jempol. Apalagi Mitsuhiko. Meskipun dia masih kelas 1 SD, tapi
kecerdasannya sudah diatas teman sebayanya.
“Hey Ai-chan, kau sedang memikirkan apa?” Ayumi
membuyarkan lamunanku.
“Eh.. Tidak.” Jawabku bohong. Saat ini kami
sedang dalam perjalanan menuju tempat perkemahan di daerah yang cukup jauh, dan
dekat hutan.
“Kapan sampainya sih Profesor. Jangan bilang
kita tersesat lagi untuk ke sekian kalinya.” Genta mulai menggerutu.
“Ehehe.. Sepertinya begitu. Dan hari pun mulai
gelap.” Jawab Profesor Agasa. Dasar hakase ini. Apa otaknya terlalu pintar atau
bagaimana, sehingga hampir setiap kali kita akan berkemah pasti saja tersesat.
Payah.
“Ya sudah kita pasang tenda di sekitar sini
saja. Lahannya cukup luas untuk kita jadikan tempat peristirahatan malam ini.
Yang penting kita bisa berkemah.” Lanjut Profesor Agasa.
Yah dari pada tidak sama sekali kami membangun
tenda di tanah lapang yang cukup luas. Meskipun auranya kurang bersahabat
denganku. Entah mengapa. Tapi hati kecilku tidak ingin tinggal lama di tempat
ini. Ah lupakan.
O o o o o O
Waktu sudah menunjukan pukul 7 ketika kita
sudah selesai membangun dan merapikan tenda. Sekarang saatnya makan malam.
“Ittadakimasu.” Kami semua berseru, membuka
acara makan malam di tempat mencekam ini.
“Hmm.., Enak!” Genta makan dengan
lahap. Makanan apapun di hadapannya akan menjadi lezat. Apalagi belut.
“Hey, bagaimana kalau setelah ini kita berjalan
jalan disekitar sini. Barangkali saja kita menemukan hal yang menarik. Kita kan
detektif cilik. Kemana pun kita pergi selalu ada hal hal menarik di sekitar
kita.” Mitsuhiku bicara dengan semangat.
“Kalau tidak pencurian, ya penculikan. Atau
pembunuhan.” Jawabku sinis, karena itu sudah menjadi kebiasaanku.
“Bisakah kau bersikap sedikit manis?” Conan
menyenggol tanganku dan berkata pelan. Aku hanya membalasnya dengan tatapan
malas.
“Uhh.,.. aku Kenyang sekali. Perutku sampai
buncit begini. Baiklah. Sekarang kita mau ke mana?” Genta berbicara dengan nasi
belepotan di sana sini.
“Ih Genta. Mukamu sangat lucu. Bersihkan dulu
tuh sisa nasinya.” Timpal Ayumi. Genta diliputi bunga bunga karena disebut lucu
oleh Ayumi. Itu terlihat dari wajahnya yang sedikit memerah. Meskipun tidak
terlalu jelas karena penerangan yang seadanya ditengah hutan.
“Ayo kita mulai perjalanan kita dengan
mengikuti jalan setapak itu.” Mitsuhiko menunjuk jalan setapak yang berada tak
terlalu jauh.
“Baiklah.” Jawab Ayumi dan Genta bersemangat.
“Ya sudah aku ikut kalian.” Conan menjawab
pasrah.
“Aku tidak ikut. Aku di sini saja bersama
professor.” Jawabku malas.
“Kenapa Ai-chan?” Tanya Ayumi.
“Malas saja.” Jawabku enteng. Tapi mereka tidak
menanggapinya dengan enteng. Genta menarik tanganku dengan cukup keras.
“Kita pergi dulu Profesor.” Ayumi berteriak
cukup keras.
“Hati-hati di jalan. Jangan terlalu jauh juga
jangan terlalu lama.” Jawab Profesor Agssa melambaikan tangan.
O o o o o O
Kita berjalan menyusuri jalan setapak. Beberapa
saat kemudian Conan berseru,“Hey sepertinya ada orang di sana.” Conan menunjuk
ke setitik cahaya.
“Ia. Ayo kita ke sana.” Jawab Genta, Mitsuhiko,
dan Ayumi bersemangat. Ya, mereka memang selalu bersemangat. Seperti tidak ada
beban. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang dengan langkah yang malas.
“Hey Haibara, Ada apa denganmu? Kau terlihat
kurang bersemangat.” Conan mensejajarkan jalannya denganku. Dasar bodoh. Aku
bukan kurang bersemangat, Tapi tidak bersemangat.
“Entahlah sejak tadi aku tidak ingin berada di
tempat ini. Seperti ada sesuatu yang melarangku datang ke sini. Ah mungkin itu
perasaanku saja. Lupakan.” Jawabku.
“Hey kalian bisa cepat sedikit tidak sih
jalannya?” Genta berteriak.
“Ia maaf!” Conan menjawabnya dengan sedikit
berteriak. Aku dan Conan mempercepat langkah kami.
Dari jarak yang masih cukup jauh, kami sudah
dapat melihat tenda. Sepertinya ada dua orang
disana. Dan mereka perempuan.
“Ayo kita ke sana.” Ayumi sudah mulai
melangkah.
“Tunggu.” Jawabku spontan. Semuanya menoleh ke
arahku.
“Kenapa? Kita kan sekedar ingin berkenalan.”
Jawab Genta.
“Ia. Lagi pula tenda kita tidak terlalu jauh
ko.” Ayumi membela.
“baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat!”
Mitsuhiko maju memimpin barisan.
“Hey, aku pemimpin Detektif Cilik. Jadi aku
yang didepan.” Genta menyalip Mitsuhiko.
O o o o o O
Di tenda tetangga.
“Wah kita kedatangan tamu rupanya.” Kata
seorang wanita berambut pendek mungkin sekitar 25 tahunan.
“Hai.. Selamat datang adik adik manis. Kenapa
kalian ada di sini?” kata wanita lainnya yang berambut panjang.
“konban wa! Aku Genta. Ini teman temanku
Mitsuhiko, Conan, Ayumi, dan Haibara. Senang bertemu dengan kakak. Kami sedang
berkemah di sebelah sana.”
“Oh. Nama kakak Arisa. Teman kakak ini namanya
Azuka.” Kata kakak yang berambut pendek. Aku hanya melihatnya dari kejauhan.
AKu merasakan aura yang tidak ingin ku rasakan. Pasti di sini ada ‘mereka’.
“Hey adik berambut pirang. Hib.. hai .. Siapa
namamu tadi?” Kak Azuka bertanya. Pertanyaannya mengagetkanku saja.
“Namanya Haibara. Ai Haibara.” Mitsuhiko yang
menjawab karena aku diam saja.
“Kalian mau jagung bakar? Tapi kalian harus
menunggu dulu. Karena…” Kak Azuka berbicara tapi terpotong oleh kedatangan
seseorang.
“Haloo semuaa.. ini dia kayu bakarnya.” Seorang
pria dengan tubuh cukup besar datang dengan seikat kayu bakar. Aneh juga ya.
Semalam ini masih mencari kayu bakar.
“Wah Arisa, dari mana asal anak-anak ini?”
tanyanya lagi.
“Katanya mereka berkemah di dekat sini.” Jawab
Arisa. “Ayo kita mulai pesta jagung bakarnya.
“Hey, apa ada yang berkata ‘pesta jagung
bakar’?” seorang pria bertubuh tambun keluar dari tenda.
“ah, yang kau tau makan saja.” Kata Arisa. Pantas
badannya subur. Sepertinya kerja dia Cuma makan dan tidur.
“Sudah yu, kita pulang saja.” Aku mulai malas
di sini.
“Sayang kan. Ada makanan menanti.” Genta
menjawab sambil menepuk nepuk perutnya.
“Bukankan kau tadi makan sampai 4 kali
menambah?” jawabku enteng
“hey jangan keras keras. Malu tahu.” Genta
meletakan telunjuknya di mulutnya. Kita hanya bisa tertawa melihat tingkahnya.
“Lebih baik kita kembali. Kita sudah hampir
satu jam berjalan jalan. Profesor bisa marah nanti.” Conan melihat jam tangannya.
“Yahh,… Padahal aku ingin jagung bakar.” Genta
tetap memaksa.
“Udah ah. Kita pulang saja.” Ayumi menimpali.
“Ya sudah. Karena suara terbanyak adalah
pulang. Maka kita akan pulang sekarang.” Mitsuhiko membuat keputusan.
DIbandingkan dengan Genta, Mitsuhiko lebih pantas menjadi ketua aku piker.
“Kakak, kita pulang dulu. Maaf kita tidak bisa ikut dalam pesta jagung mala
mini. Konbanwa.”
Mereka berjalan cepat menuju tenda. Aku masih
penasaran, apakah ‘mereka’ ada di antara kakak kakak tadi. Tapi aku takut
melibatkan teman temanku. Lebih baik nanti malam aku selidiki sendiri.
“Hey Haibara. Apa ada yang salah? Sejak tadi
tingkahmu aneh sekali.” Lagi lagi Conan. Menyusahkan saja tantei-kun satu ini.
“TIdak ada apa-apa. Hanya saja….”
“Hanya saja apa?”
“Conan, apakah kalau kau mendapatkan antidote
itu kau akan melupakanku?”
“Kenapa kau bertanya begitu?”
“Tidak. Sudah lupakan saja. Ayo kita segera ke
tenda.” Aku mempercepat langkahku, meninggalkan detektif itu dengan wajah
bingungnya.
O o o o o O
“Ahhh… Akhirnya kalian kembali juga. Aku sudah
khawatir kalian tahu? Ke mana saja kalian!” Profesor Agasa terlihat khawatir
sekali.
“Maaf. Tadi kami berkunjung dulu ke tenda yang
ada di sana. Memang cukup jauh.” Conan menjelaskan.
“Sudah. Sekarang saatnya tidur. Jangan
keluyuran lagi.” Profesor memang seperti orang tua Detektif cilik. Aku memilih
tidur di paling ujung agar mudah kabur malam nanti. Aku harap semuanya berjalan
dengan lancer.
O o o o o O
Detik detik. Menit menit. Sekarang sudah jam 11
malam. Aku piker mereka semua pasti sudah tidur. Sekarang saatnya aku kabur.
Tapi…
Ga kerasa fanfic ini lima halaman.
Fanfic Penangkapan Oleh Jubah Hitam
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Fanfic Penangkapan Oleh Jubah Hitam
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
No comments:
Post a Comment