Penangkapan Oleh Jubah Hitam
by VaniaAlicia
Detective Conan @Aoyama Gosho
Conan dan kawan kawan pergi untuk berkemah.
Namun sayangnya mereka tersesat –lagi-. Dan akhirnya mereka menemukan tempat
yang cukup luas untuk dijadikan tempat berkemah sementara. Tidak jauh dari
tempat mereka berkemah, ada 2 orang wanita dan 2 orang pria yang juga sedang
berkemah. Tapi Ai merasakan sesuatu yang tidak beres di tempat ini. Ai mencoba
untuk menyelidikinya sendiri malam ini.
Ai’s Pov
Detik demi detik. Menit demi menit. Sekarang
sudah jam 11 malam. Aku piker mereka semua pasti sudah tidur. Sekarang saatnya
aku kabur.
Tapi ke mana si detektif itu? Mengapa dia tidak
ada di tempatnya? Aku melangkah keluar tanpa membuat teman teman kecilku itu
bangun.
“Hey Ai-kun.”
“Haahhh… Siapa itu?” mataku terbelalak karena
kaget.
“Sttt… jangan berisik. Ini aku professor. Kamu
pasti ingin mencari Shinichi bukan? Tadi dia pergi setelah melihat secarik
kertas. Entah apa itu.” Profesor berbisik.
“Lalu sekarang dia pergi ke mana?” tanyaku
“Entahlah. Tadi dia pergi ke arah sana. Tapi
tenang saja aku punya kaca mata pelacak cadangan.”
“Boleh aku pinjam?”
“Tidak! Selarut ini kamu tidak boleh pergi.”
“Ya sudah. Aku akan pergi tanpa petunjuk apa
apa. Karena aku merasakan ‘mereka’ ada di sekitar sini.” Aku mulai berjalan
nekat ke jalan yang tadi di tunjukan professor. Cukup seram juga jalan ini.
Karena sepertinya jarang di lalui dan banyak tanaman liar yang cukup tinggi.
Tapi ‘mereka’ tetap lebih menyeramkan dari apapun
“Eh. Jangan Ai-kun. Terlalu berbahaya kalau kau
pergi sendiri menghadapi Kalau begitu aku ikut.” Profesor terlihat panic.
“Tidak perlu. Bagaimana dengan anak anak yang
sedang tidur itu? Lagi pula ku tidak ingin melibatkan orang lain..”
“Oh ia. Kalau begitu aku pinjam kaca matanya.”
Sepertinya dengan berat hati Professor meminjamkan kaca mata itu kepadaku.
“Ingat hati hati ya.”
Aneh juga professor mengijinkanku semudah ini.
Mungkin dia sudah seperti orang tua ku sendiri. Dia bisa mengerti perasaanku.
O o o o o O
Dengan berbekal senter, kaca mata, dan nekat
aku pergi menyusuri hutan di tengah kegelapan. Bulu kudukku mulai berdiri.
Sepertinya ‘mereka’ ada di sekitar sini. Dan sinyal Conan pun berada di sekitar
sini. Dasar detektif bodoh. Kau malah masuk ke dalam sarangnya.
“Senang bertemu denganmu lagi Shinichi.” Suara
siapa itu? Sepertinya aku kenal.
“huh.. Apa
maumu? Apa kau masih tidak mau melepaskan Sherry?” kali ini sepertinya
Conan yang menjawab.
“Ckckck.. Bagaimana aku bisa melepaskan seorang
pengkhianat? Asalkan kali ini kau tidak menghalangiku, aku tidak akan membuatmu
menyesal. Aku hanya menginginkannya. Kau akan di bereskan kemudian. Tak lama
setelah aku membereskan tikus pengkhianat itu.” Astaga! Nada bicaranya. Itu
pasti Vermouth. Aku mulai mengutuki Shinichi bodoh yang datang menyerahkan
diri. Baka! Baka! Baka! Aku tidak ingin kamu juga terlibat. Aku tidak ingin
kehilangan orang yang kusayangi –lagi--. Eh?
Entahlah sejak aku mengenal Conan dan
kawan-kawan. Aku mulai merasakan kasih sayang yang sudah lama tak kurasakan.
Dulu aku hanya merasakan hati yang dingin. Dan diotaku hanya ada cara
menyelesaikan proyek orang tuaku. Aku sayang Profesor Agasa seperti orang tuaku
sendiri. Aku sayang teman temanku. Aku
sayang mereka. Oleh karena itu aku tidak ingin mereka terlibat dalam masalahku
yang rumit ini. Terutama kamu ,… Kudou.
“Huh rupanya di sini ada seorang wanita kecil
yang mirip sekali dengan pengkhianat itu.” Suara laki laki yang dingin
membuatku sangat ketakutan. Pasti kalau ada orang yang lihat, wajahku sudah
sangat pucat. Ketika aku membalikan badan, dibelakangku ada. GIN! Oh Tuhan.
Apakah harus secepat ini?
“HAIBARA!” Conan berteriak memanggil namaku.
Tapi setelah itu aku sudah tidak mengingat apapun juga. Semuanya gelap dan bluk..
O o o o o O
Apa aku masih hidup? Apa aku sudah mati?
“Haibara.. Haibara..” siapa yang memanggilku?
Apa itu malaikat pencabut nyawa?
“Haibara, cepatlah sadar.” Sepertinya aku
mengenal suara ini..
“uh.. uh.. Conan?” aku mulai membuka mataku.
Tapi tidak menemukan Conan di manapun
“Syukurlah kau sudah sadar.” Conan terdengar
sangat panik. Rupanya suara itu berasal dari badge detektif cilik.
“Kenapa aku ada di sini?” tanyaku lagi.
“Sepertinya tadi kita di bius. Lalu kau dibawa
ke suatu tempat. Aku pun tidak tau sekarang berada di mana. Uhuk… uhuk.. Tapi
sepertinya di dalam sebuah gubuk. Tangan dan kakiku diikat. Bagai mana
keadaanmu disana?”
“Di sini gelap dan cukup pengap. Mungkin lebih
tepat di sebut gudang dari pada gubuk. Tangan dan kakiku juga diikat. Tapi
kenapa aku belum mati?”
“Mungkin mereka membutuhkan beberapa informasi
darimu.”
Aku bersyukur karena aku masih bisa hidup
sampai hari ini. Sekarang aku harus mencari cara untuk keluar. Ah ada sebuah
guci di sana. Kalau aku memecahkannya aku mungkin bisa menggunakannya untuk
memotong tali.
Ku goyangkan meja yang diatasnya ada sebuah
guci. Dan Praannggg… Guci itu pecah. Semoga saja tidak ada yang mendengar.
Sulit juga memotong tali ini. Bukannya tali ini cepat putus, malah tanganku
yang lecet lecet.
“Haibara! Kau tidak apa apa?” Conan sepertinya
kaget mendengar suara pecahan tadi.
“Diamlah. Aku sedang mencari cara untuk kabur.
Aku memecahkan guci untuk melepaskan ikatanku.”
“Sepertinya kita berada di tempat yang cukup
dekat. Karena suara pecahan itu terdengar samar samar di tempatku.”
Setelah beberapa lama, Akhirnya tali itu putus
juga. Sekarang tinggal memutuskan tali yang melilit kakiku. Tidak sulit untuk
memutuskan tali dengan tangan tidak terikat.
Tapi mengapa Jubah Hitam bisa sampai selengah
ini. Sama sekali tidak mecerminkan kerja mereka yang rapi tanpa jejak. Ah
biarlah. Yang penting sekarang adalah bagaimana caranya keluar dan
menyelamatkan Conan. Setelah itu pergi jauh jauh dari tempat ini. Entah mengapa
sekarang aku ingin bisa hidup lebih lama lagi. Tapi semakin lama aku hidup,,
semakin besar pula ancaman untuk teman temanku.
Di sini hanya ada sebuah pintu yang terkunci,
meja, kursi, guci pecah, dan apa itu? Gulungan baju? Sepertinya ini.. Ini kan
baju yang digunakan Arisa kemarin. Jadi
Arisa salah satu orang yang terlibat dalam Organisasi. Sepertinya dia orang
baru.
Oh ia kalau tidak salah… AKu merogoh sesuatu
dari saku bajuku. Aku melihat benda itu lekat lekat. Ini adalah satu satunya
antidote yang kubuat untuk Kudo. Kalau aku meminumnya.. Ah tidak. TIdak boleh.
Setiap malam aku begadang hanya untuk membuat antidote untuk Conan. Lalu dengan
tubuh sekecil ini bagaimana caranya lolos dari tempat ini?
Chapter 3 ayo haha
ReplyDelete